Wednesday 1 June 2016

Selebrasi Ronaldo di Final mengecewakan Adidas

menurut yang di lansir
Bola.net - Selebrasi yang dilakukan oleh Cristiano Ronaldo di final Liga Champions ternyata membuat apparel asal Jerman, Adidas, berang.
Adidas Tak Senang dengan Selebrasi Ronaldo di FinalUsai mencetak penalti yang menentukan kemenangan Real Madrid atasAtletico Madrid di final pekan lalu di Milan, CR7 langsung berlari dan melepas kaus yang ia kenakan. Sang pemain memamerkan otot-otot tubuhnya sembari berteriak ke arah suporter.

Hasilnya, dalam foto-foto Ronaldo di momen yang menentukan tersebut, sama sekali tidak terlihat ia mengenakan seragam Madrid, yang disponsori oleh Adidas. Dan menurut laporan Sport, hal ini membuat perusahaan Jerman tersebut geram. Pasalnya mereka ini merk dagang mereka dikenali ketika sebuah tim meraih gelar juara. 
Ronaldo sendiri mendapat sokongan pribadi dari perusahaan apparel asal Amerika Serikat, Nike. Namun demikian, citra sang pemain menjadi salah satu aset terbesar bagi Adidas, ketika ia bermain di atas lapangan dengan mengenakan jersey Los Blancos.

Ronaldo kini tengah bersiap untuk membela Portugal di ajang Euro 2016 di Prancis, yang akan dimulai pada 11 Juni mendatang. 

Monday 25 January 2016

Fans frustasi dengan pelatih LVG

United menelan kekalahan keenamnya musim ini, namun ini semua merupakan cerita lama sebagaimana gaya bermain yang diusung Van Gaal dipertanyakan.

Reaksi suporter Manchester United terkait gol kemenangan Southamptonmenggambarkan semuanya. Fans memilih pergi meninggalkan Old Trafford, dengan sebagian besar penonton di sekitar kotak pers berteriak riuh pada media untuk memberitahu betapa buruknya permainan tim Setan Merah.
Di musim yang mengerikan ini, yang dibumbui pertunjukan bombastis, kekalahan 1-0 di tangan Southampton tidak diragukan lagi merupakan salah satu yang terburuk.
Louis van Gaal sebelum ini mengakui bahwa dirinya kerap bosan dengan gaya bermain timnya, dan tidak ada cara untuk menutupi performa buruk melawan The Saints, yang melakukan banyak hal di Old Trafford dengan mengontrol segalanya tetap ketat dan mengeksploitasi tuan rumah di lini belakang.
Pria Belanda itu berjalan menuju lorong ganti di akhir pertandingan dengan mendapatkan lambaian selamat tinggal dan sinyal jempol ke bawah yang merupakan cara jadul bangsa Romawi. Semalam tidak ada pertunjukan ala gladiator dari performa United, dan fakta bahwa hal tersebut menjadi semakin sering tidak bisa diabaikan.
Hasil gambar untuk gambar terbaru suporter MU
Dalam beberapa pekan terakhir mereka hanya terbantu keberuntungan. Hasil konstan dari satu atau dua tendangan ke gawang selama 90 menit penuh tentu berpengaruh pada skor akhir, dan hari seperti ini selalu menjadi pertanda akan berakhirnya suatu era.
United tidak boleh membiarkan hal ini terjadi terus-menerus. Gol sundulan kepala Charlie Austin yang membuahkan kemenangan merupakan upaya on target kedua di seluruh pertandingan, dan itu terjadi 80 menit setelah sepakan jarak jauh Daley Blind bisa diantisipasi oleh kiper Fraser Forster. Hal-hal semacam ini tentu bukan kebiasaan umum dari mereka yang tampil di Old Trafford.
Di pertandingan semalam, permainan United sering patah di tengah, selagi umpan silang yang mereka kirim tak jarang bisa dimentahkan. Ini bagaikan cerita lama. 11 periode babak pertama tanpa mencetak gol di kandang menggambarkan dengan jelas betapa mandulnya tim United ini.
Sesuatu harus dilakukan, dan masa depan Van Gaal sudah pasti tidak di Manchester United. Ia mengklaim beberapa pekan lalu bahwa fans United harusnya tahu apa yang akan mereka dapatkan akibat dari rekor bermain pragmatis ketimbang dramatis,, namun mereka tidak pernah menduga bahwa bisa seburuk ini.
Waktunya sudah tiba bagi United untuk mengembalikan gaya bermain yang membesarkan nama mereka. Dan itu berarti akhir dari era Van Gaal. Fans merasa sudah cukup, dan pastinya dewan direksi juga memiliki opini yang sama.

Dilansir Goal.com

Saturday 9 January 2016

Dibalik Renaca Zidane untuk Bale

Isu tentang keterpikatan Manchester United buat mendatangkan Gareth Bale semakin tersebar luas. Tapi Peluang buat menjadi pentolan baru Real Madrid pun sangat terbuka lebar.
“Ada beberapa kemungkinan yang dapat diambil Bale. Namun, ada satu langkah yang harus diambil Bale yakni tidak bergabung dengan Manchester United di bawah asuhan Louis van Gaal,” terang Cascarino sebagaimana melansir dari Squawka,
“Zinedine Zidane membutuhkan Bale. Pelatih baru Real Madrid itu mengatakan bakal menjadikan Bale sebagai bagian dari rencananya. Karena itu, bukan tak mungkin Bale akan menjadi ikon baru Madrid,” jelas Cascarino.
Zidane akan melakoni pertandingan pertamanya sebagai pelatih kepala Real Madrid, pada saat menjamu Deportivo La Coruna di Santiago Bernabeu, pada minggu ke-19 La Liga, Minggu (10/1) dini hari WIB.

Thursday 7 January 2016

Langkah Maju kebangkitan Chelsea

2015 menjadi tahun anomali bagi Chelsea. Perahu Chelsea ibarat melewati aliran sungai tenang di musim semi ketika menjadi kampiun absolut Liga Primer Inggris plus satu titel Piala Liga. Kegembiraan begitu terasa dan The Blues bersiap melanjutkan perjalanan dengan keyakinan tinggi bahwa masa depan tampak cerah.
Riang tawa di skuat Jose Mourinho mendadak berubah drastis menjadi ratapan duka saat memasuki paruh pertama musim 2015/16. Angin ribut secara tak terduga datang menghantam dan nyaris menenggelamkan perahu Chelsea ke dasar sungai. Chelsea terperosok ke papan bawah klasemen dan sang nahkoda Mourinho didepak. Itulah kisah kejatuhan sang juara bertahan yang terempas telak dari puncak kedigdayaan.
Usai Mou lengser, Guus Hiddink ditugaskan mengambil alih kemudi klub di akhir Desember. Hasilnya, tanda-tanda kebangkitan mulai tampak. Chelsea tak terkalahkan dalam empat laga terakhir: menang dua kali dan imbang dua kali. Yang terkini, Chelsea dinilai telah menampilkan performa terbaik di musim ini saat menggilas tuan rumah Crystal Palace 3-0, Minggu (3/1).
Badai tentu saja belum berlalu. Chelsea masih teronggok di peringkat 14 dan berjarak 13 poin dari target empat besar yang didambakan. Meski begitu, optimisme tetap menyembul terutama setelah Hiddink menunjukkan kinerja positif dalam awal periode keduanya di Stamford Bridge.
Seiring membaiknya performa Chelsea, beberapa pemain menunjukkan rapor apik dan bahkan mengalami transformasi di bawah bimbingan Hiddink. Salah satunya adalah Oscar. Kontribusi Oscar kali ini lebih konkret. Opta mencatat, dalam empat laga terakhir, Oscar memiliki rata-rata jumlah umpan, jumlah tembakan, jumlah dribel yang lebih banyak ketimbang saat sepuluh laga bersama Mou.
Satu gol via titik putih berhasil dicatatkan playmaker Brasil itu dalam kemenangan 3-1 atas Sunderland, laga sebelum Hiddink resmi menukangi manajer. Sempat disorot setelah penaltinya melenceng di akhir laga sehingga Chelsea tiga poin kontra Watford menguap, Oscar langsung bangkit melawan Palace lewat torehan satu gol dan satu assist kepada Willian.
Dalam partai melawan Palace, Costa mampu menepikan egonya sebagai striker seraya mengkreasikan assist kepada Oscar untuk membuka keunggulan sebelum akhirnya ia sendiri mencetak gol pamungkas Chelsea di Selhurst Park. Di laga sebelumnya, Costa sukses mencetak sepasang gol saat Chelsea bermain imbang 2-2 dengan Watford.Perubahan 180 derajat juga dialami Diego Costa. Di bawah arahan Hiddink, striker Spanyol itu kembali subur lewat torehan tiga gol dalam dua partai. Jauh lebih produktif ketimbang saat bersama Mourinho di musim ini di mana Costa cuma mencetak tiga gol dari 16 partai.
Sempat menjadi public enemy di awal musim -- akibat memprovokasi Gabriel Paulista dan Laurent Koscielny, melempar rompi kepada Mourinho, dan segala perangai buruknya di lapangan -- Costa kini seperti terlahir kembali menjadi striker yang bukan cuma menakutkan secara wajah tetapi juga menakutkan secara peforma di lapangan. Seruan untuk membuang Costa kini nyaris tak terdengar.
Namun, yang paling mengejutkan ialah mencuatnya John Obi Mikel sebagai gelandang jangkar andalan. Mikel bermain penuh dalam dua laga terakhir melawan Manchester United dan Palace – sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi jika Mourinho masih duduk di dugout.
Pundit Sky Sports, Graeme Souness, mengaku terkesan dengan Mikel yang dalam laga kontra Palace berduet apik dengan Cesc Fabregas. “Seumur-umur, saya belum pernah melihat John Obi Mikel bermain sebagus ini. Dia menjadi bos di lini tengah,” ujar eks pemain dan pelatih Liverpool itu.
Hiddink tak ketinggalan memuji gelandang Nigeria itu. "Dia adalah pemain ideal dalam membawa keseimbangan tim. Saya pikir Mikel bisa jadi pemain kunci. Dia punya naluri bertahan yang bagus, dia tidak bermain dengan cara yang brutal. Dia sangat elegan,” puji pria 69 tahun itu.
Menariknya, Mikel memang punya “hubungan spesial” dengan Hiddink ketika manajer Belanda itu melakoni periode pertama di London Barat pada 2009 lalu. Mikel tampil 16 kali dari total 23 partai yang dipimpin Hiddink kala itu. Chelsea menang 14 kali dan dua kali seri alias tak terkalahkan saat Mikel diturunkan. Tak mengherankan jika Hiddink ingin kisah manis itu terulang tujuh tahun berselang.
Aksi terkini Oscar, Costa, dan Mikel tersebut mengindikasikan bahwa Hiddink telah menempelkan label aman kepada mereka. Dari yang di awal musim sempat disia-siakan, kini ketiga pemain tersebut bisa menjadi kunci kebangkitan Chelsea. Pertanyaan berikut lantas muncul, siapa saja pemain Chelsea yang bakal terbuang?
Menilik bursa transfer Januari yang baru saja dibuka, Hiddink bisa saja melepas pemain yang dinilainya tidak sesuai dengan keinginannya dan menggantinya dengan rekrutan anyar. "Meski bos Anda hanya berstatus interim, ia tetap bisa mencoret Anda. Saya tidak butuh pemain yang tidak punya gairah bermain,” ujarnya mengultimatum pemainnya.
Eden Hazard bisa menjadi korban pertama. Pemain terbaik EPL musim lalu itu mengalami kemunduran yang signifikan. Pintu keluar dari Bridge bisa terbuka lebar jika performa wingerBelgia itu tak kunjung membaik dan klub seperti Real Madrid bersedia merekrutnya. Selain Hazard, pemain yang belum tampil maksimal seperti Cesc FabregasNemanja MaticGary Cahill, hingga bek veteran John Terry juga berpotensi tergusur.
Namun, yang paling rawan dibuang adalah duo penyerang Loic Remy dan Radamel Falcao. Selain hanya berstatus sebagai pelapis Costa, kedua penyerang itu lebih banyak masuk ke bangku perawatan sehingga Hiddink dilaporkan sudah menyodorkan rencana transfer musim dinginnya kepada manajemen klub untuk memboyong striker anyar.
Beberapa nama bermunculan, di antaranya Jamie Vardy (Leicester City), Saido Berahino (West Bormwich Albion), hingga Odion Ighalo (Watford). Beruntung, Chelsea tidak perlu repot-repot untuk memburu striker baru. Pasalnya, Patrick Bamford baru saja resmi balik ke Bridge setelah mempersingkat masa peminjamannya di Crystal Palace enam bulan lebih cepat dari jadwal.
Adapun target transfer besar seperti John Stones (Everton) hingga Antoine Griezmann (Atletico Madrid) nyaris mustahil terwujud pada Januari ini sehingga Chelsea harus menunggu hingga musim panas mendatang, termasuk apakah klub akan mempermanenkan Hiddink. Terlalu banyak bongkar pasang pada Januari hanya akan merusak stabilitas tim yang saat ini sudah mulai nyata terwujud bersama Hiddink.
Chelsea pada akhirnya harus bisa menahan diri untuk melakukan perombakan besar-besaran pada musim dingin ini. Memaksimalkan pemain yang masih ada menjadi kunci, sebab inilah Chelsea yang bermaterikan skuat nyaris identik saat menjadi raja Inggris beberapa bulan lalu. Mari menunggu seberapa ampuh formula Hiddink untuk menuntun Chelsea ke jalur yang benar.

#dikutip dari goal.com

Wednesday 6 January 2016

Madrid Mencoba Merubah Sejarah







"Madrid Mencoba Merubah Sejarah dengan Merekrut Mantan Pemain Menjadi Pelatih"



Dengan terpilihnya Zinedine Zidane menjadi pelatih utama tim Madrid, merubah sejarah bahwa Madrid biasanya merekrut Pelatih-pelatih bintang untuk menangani Tim sekelas Madrid, terakhir Madrid merekerut Rafael Benites untuk kompetisi 2015-2016, tetapi setelah berjalananya kompetisi "Rafa" (Rafael Benites) kinerjanya tak maksimal dan penuh dengan masalah.

Seperti kita ketahui sejak awal Rafa tak bisa mengambil hati para bintang di Madrid, seperti Ronaldo, Ramos, dkk. sehingga menjalur terhadap permainan Madrid. puncak nya kekalahan telak 0 : 4 dari Barcelona di Santiago Bernabue



Dengan Kedatangan Zidane diharapkan bisa memperbaiki kenerja tim, Sebagai mantan pemain Zidane lah yang banyak mengetahui kondisi dalam/luar Tim Madrid

Wednesday 11 November 2015

'Martial Calon Striker Terbaik Dunia'

Satu sanjungan untuk pemain Manchester United, Anthony Martial, kembali hadir. Dia diyakini akan menjadi salah satu striker terbaik dunia.
Add caption
Datang dengan banderol mahal, Martial langsung memberikan bukti bahwa dirinya layak dihargai selangit. Hingga saat ini, dia sudah membukukan lima gol dan dua assist.

Penampilan Martial yang menjanjikan itu mendapatkan pujian dari eks bek MU, Phil Neville. Pemain muda asal Prancis itu dinilai memberikan opsi lain dalam strategi permainan The Red Devils yang mengandalkan banyak penguasaan bola.

Neville menilai bahwa Martial cocok dengan gaya main di Premier League, dan pesepakbola 19 tahun itu diyakini akan menjadi salah satu striker terbaik dunia.




"Dia membawa kecepatan ke dalam tim, dia kuat dan dia gesit. Orang-orang mempertanyakan jumlah uang yang dibayarkan oleh Louis van Gaal, tapi saya pikir United mendapatkan harga yang pas dan gaya bermainnya cocok untuk Premier League," kata Neville di Soccerway.

"Saya pikir masih akan ada banyak lagi yang akan dia tunjukkan. Dia masih muda, dia masih belajar, dan akan ada lebih banyak lagi kontribusi dari striker ini, yang saya pikir bisa menjadi salah satu yang terbaik di dunia," imbuhnya.

Bek Masa Depan Manchester United dan Inggris

Selain pujian yang ia dapatkan dari Rooney dan Van Gaal, ia juga mendapatkan pujian terbuka dari Phil Jones dan Thierry Henry.

Henry memuji kepemimpinan Smalling dalam melakukan komando di lini belakang. "Saya lihat ia sekarang ingin terus menjadi komando, menjadi pemimpin, dan menjadi pemain yang penting," ujar mantan penyerang Arsenal asal Perancis tersebut.



Add caption


Tidak diragukan lagi, usia emas seorang bek tengah yang bisa berada di puncak sampai umur pertengahan 30-an akan membuat Smalling menjadi salah satu bek tengah masa depan Manchester United.

Smalling juga yang mungkin tidak akan khawatir lagi jika pada jendela transfer musim dingin Januari nanti Van Gaal akan mendatangkan bek baru. Karena sejujurnya, dengan cederanya Luke Shaw, sepertinya Van Gaal memang benar-benar membutuhkan bek baru yang berkaki kiri, entah untuk dipasang sebagai bek tengah maupun bek sayap.

Saat ini United masih memiliki Marcos Rojo yang pada beberapa pertandingan terakhir ini selalu bermain sebagai bek sayap. Sementara Blind yang berposisi alami bukan sebagai bek tengah mungkin saja posisinya akan tergeser, bukan justru akan menggeser Jones apalagi Smalling, jika United mendatangkan bek tengah baru.

Satu bek berkaki kiri lainnya yang sebenarnya masih dimiliki United, yaitu Tyler Blackett, juga bisa jadi akan dipulangkan dari masa peminjamannya di Celtic FC jika United benar-benar butuh bek berkaki kiri.

"Semakin sering Anda bermain, Anda akan semakin percaya diri. Saya pikir Chris (Smalling) sudah bermain luar biasa musim ini dan saya harap kami bisa menjadi rekan bersama," kata Jones mengomentari rekan setimnya tersebut.

Harapan Jones tersebut sebenarnya jika saja menjadi kenyataan, akan sangat menguntungkan bagi United dan juga kesebelasan negara Inggris. Kombinasi mereka berdua ditambah Shaw di bek sayap kiri, akan membuat kekuatan partnership lini belakang United dan Inggris menjadi semakin solid.

Sayang saja United tidak mendatangkan Nathaniel Clyne (bek sayap kanan) dan juga tidak memiliki penjaga gawang asal Inggris yang menjanjikan (saat ini mereka hanya memiliki Sam Johnstones), seperti Jack Butland di Stoke City. Jika lima posisi tersebut sudah diisi oleh English core connection, maka ini adalah kabar gembira untuk klub dan juga negara.

Setelah United menang atas CSKA Moscow di Liga Champions Rabu (04/11/2015) lalu, Van Gaal kembali salah menyebut nama Smalling. "David de Gea menyelamatkan (gawang) kami dan setelah itu Michael Smalling yang menyelamatkan kami (dari kebobolan, merujuk kepada tekel sapuan bolanya di depan garis gawang)," kata Van Gaal setelah pertandingan.

Akhir-akhir ini Smalling juga sadar dengan nama "Mike" atau "Michael" yang sudah melekat di dirinya. "Pemain di sini memang tidak memanggil saya Mike, tapi banyak suporter yang memanggil saya demikian," kata Smalling dengan nada bercanda setelah United imbang 0-0 melawan Manchester City bulan lalu.

"Bahkan ketika Anda pergi ke Rusia atau ke mana pun, ada (nyanyian) 'Mike! Mike! Mike!' Ini akan melekat pada diri saya untuk selamanya," tutup Smalling.




Kembali ke masa lalu, Van Gaal pernah ditanya perihal ia yang sempat dijuluki 'Ik heb Altijd Gelijk' (Saya Selalu Benar) oleh penulis Belanda, Willem Frederik Hermans. "Julukan yang bagus," kata Van Gaal. "Tapi saya tidak akan pernah mengatakan hal itu tentang diri saya. Saya lebih suka: 'Seringnya saya benar' (I am usually right)."

Maka wajar saja jika mulai sekarang jika kita ditanya "Siapa bek tengahterbaik Manchester United?", maka jawabannya adalah Mike Smalling!